Demo Blog

Physical Layer Pada Media Komunikasi Data

by BATAGOR Ci-Tel on Nov.22, 2009, under

download makalah
Physical Layer
Pada M
edia Komunikasi Data

Ditujukan Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah
Komunikasi Data






Disusun Oleh :
Arip Marhadi (0900855)



Konsentrasi Guru TIK
Teknologi Pendidikan
Kurikulum dan Teknologi Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia
2010


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi ALLAH SWT memberikan rahmat dan hidayahNya,sehingga makalah ini diselesaikan . Makalah ini membahas mengenai gambaran umum Lapisan OSI tahap pertama yaitu “Physical Layer” yang di implementasikan pada penggunaan kawat tembaga sebagai media jaringan komunikasi data.
Makalah ini tentunya jauh dari lengkap dan sempurna. Namun demikian, semoga bermanfaat bagi para pembaca sebagai pengetahuan dan ilmu.
Terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang memberikan bantuan dan dukungannya, sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Demi perbaikan, kritik dan saran dari paara pembaca sangat penulis harapkan.



Bandung, Mei 2010


PENULIS



DAFTAR ISI

Kata Pengantar .i
DAFTAR ISI ii
BAB I 1
PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Perumusan Masalah 1
1.2.1. Identifikasi Masalah 1
1.2.2. Batasan Masalah 2
1.3. Maksud Dan Tujuan 2

BAB II 3
PEMBAHASAN 3
2.1. Penjelasan tentang OSI Layers 3
2.2. Penjelasan tentang Physical Layers 5
2.3. Manfaat Physical Layers pada Komunikasi Data 6

BAB III 10
PENUTUP 10
3.1. Kesimpulan 10
3.2. Sumber Referensi 10


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Perubahan waktu dari detik kemenit dari menit ke jam dari jam ke hari dari hari keminggu dan seterusnya, dari zaman globalisasi modern ini. Perkembangan teknologi semakin hari semakin berkembang, tidak menutup kemungkinan setiap jam dan menit teknologi baru muncul dengan kelebihan dan keunggulan yang berbeda satu sama lain atau mungkin saling melengkapi dan menutupi kekurangan yang ada. Dengan adanya internet merupakan salah satu bentuk teknologi yang seharusnya dapat memotivasi sekaligus memberikan inspirasi untuk menghasilkan kreasi yang bermanfaat. Setiap informasi yang dibutuhkan (yang terkait) dapat dengan cepat diperoleh hanya dengan mengetikan kata kuncinya dengan tepat. Permintaan informasi dari client kepada server langsung disajikan dengan data-data yang terkait pada database yang ada. Bagaimanakah proses pengelolaan data dan proses pengirimannya yang sebenarnya terjadi?. Inilah hal yang sering dilupakan oleh para pengguna dunia maya.

1.2. Perumusan Masalah
1.2.1. Identifikasi Masalah
Ketika terjadi proses pengiriman data dari client kepada server atau sebaliknya (sender ke receiver), banyak hal-hal yang tidak diketahui oleh para surfer, karena mungkin mereka kurang mengangap penting mengenail hal tersebut. Data yang tidak tepat, hilangnya data, hancurnya data besar kemungkinan terjadi pada proses pengiriman data pada tahap-tahap tertentu. Hal inilah yang menjadi permasalahan pada jaringan komunikasi data.

1.2.2. Batasan Masalah
a. Membahas mengenai lapisan OSI (OSI Layers)
b. Membahas mengenai pemanfaatan kawat tembaga sebagai media jaringan komunikasi data

1.3. Maksud Dan Tujuan
a. Menjelasakan secara umum mengenai OSI Layers
b. Menjelaskan secara umum mengenai Physical Layer
c. Memberikan penjelasan secara umum mengenai pemanfaatan kawat tembaga sebagai media komunikasi data dikaitkan dengan Physical Layer
d. Memenuhi salah satu tugas untuk matakuliah komunikasi data


BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Penjelasan OSI Layers

Pengantar Model Open Systems Interconnection(OSI)
Model Open Systems Interconnection (OSI) diciptakan oleh International Organization for Standardization (ISO) yang menyediakan kerangka logika terstruktur bagaimana proses komunikasi data berinteraksi melalui jaringan. Standard ini dikembangkan untuk industri komputer agar komputer dapat berkomunikasi pada jaringan yang berbeda secara efisien.


Model Layer OSI





Terdapat 7 layer pada model OSI. Setiap layer bertanggungjawab secara khusus pada proses komunikasi data. Misal, satu layer bertanggungjawab untuk membentuk koneksi antar perangkat, sementara layer lainnya bertanggungjawab untuk mengoreksi terjadinya selama proses transfer data berlangsung.

- Application: berfungsi sebagai antarmuka dengan aplikasi dengan fungsionalitas jaringan, mengatur bagaimana aplikasi dapat mengakses jaringan, dan kemudian membuat pesan-pesan kesalahan.

- Presentation: berfungsi untuk mentranslasikan data yang hendak ditransmisikan oleh aplikasi ke dalam format yang dapat ditransmisikan melalui jaringan.

- Session: berfungsi untuk mendefinisikan bagaimana koneksi dapat dibuat, dipelihara, atau dihancurkan. Selain itu, level ini juga dilakukan resolusi nama.

- Transport: berfungsi untuk memecah data kedalam paket-paket data seta memberikan nomor urut ke paket-paket tersebut sehingga dapat disusun kembali pada sisi tujuan setelah diterima. Selain itu, pada level ini juga membuat sebuah tanda bahwa paket diterima dengan sukses (acknowledgement), dan mentransmisikan ulang terhadp paket-paket yang hilang di tengah jalan.

- Network: berfungsi untuk mendefinisikan alamat-alamat IP, membuat header untuk paket-paket, dan kemudian melakukan routing melalui internetworking dengan menggunakan router dan switch layer-3.

- Data Link: Befungsi untuk menentukan bagaimana bit-bit data dikelompokkan menjadi format yang disebut sebagai frame. Selain itu, pada level ini terjadi koreksi kesalahan, flow control, pengalamatan perangkat keras (seperti halnya Media Access Control Address (MAC Address)), dan menetukan bagaimana perangkat-perangkat jaringan seperti hub, bridge, repeater, dan switch layer 2 beroperasi. Spesifikasi IEEE 802, membagi level ini menjadi dua level anak, yaitu lapisan Logical Link Control (LLC) dan lapisan Media Access Control (MAC).

- Physical: berfungsi untuk mendefinisikan media transmisi jaringan, metode pensinyalan, sinkronisasi bit, arsitek jaringan (Ethernet atau Token Ring), topologi jaringan dan pengabelan. Selain itu level ini juga mendefinisikan bagaimana Network Interface Card (NIC) dapat berinteraksi dengan media kabel atau radio.

2.2. Penjelasan Physical Layers

Layer-2 paling bawah dari model OSI adalah layer Physical dan layer Data Link. Layer-2 ini menspesifikasikan standards kepada interaksi komputer-2 dengan media transmisi fisik. Sebagai administrator anda harus faham kedua layer Physical dan layer Data Link ini.

Layer Physical
Layer physical adalah layer paling bawah dari layer-2 model OSI. Ia bersi standard-2 untuk menghubungkan komputer kepada media transmisi yang sesungguhnya. Tujuan utama dari layer Physical adalah:

• Menspesifikasikan standards untuk berinteraksi dengan media jaringan
• Menspesifikasikan kebutuhan media untuk jaringan-2
• Format sinyal electrical untuk transmisi lewat media jaringan
• Synchronisasi transmisi sinyal
• Deteksi error selama transmisi

Pada layer physical, komputer mengirimkan stream bit-2 lewat media transmisi. Karena komputer menggunakan sinyal electric untuk menghadirkan biner 0 dan 1, standards layer physical berkenaan dengan sinyal-2 electric ini meliputi:
• Jenis sinyal (analog atau digital)
• Level tegangan
• Identifikasi bit
• Synchronisasi bit

Standard media transmisi
Protocol pada layer physical menjelaskan karakteristik dari media transmisi dan sinyal elektrik yang meliputi spesifikasi-2 berikut:
• Konektor-2 fisik
• Piranti koneksi seperti switch, multiplexer
• Kecepatan data transfer
• Jarak transmisi maksimum

Pengiriman frame di media local memerlukan unsur lapisan berikut: Fisik media dan konektor terkait; sebuh representasi bit pada media Encoding data dan control informasi Pemancar dan Penerima sikkuit pada perangkat jaringan. Ada tiga bentuk dasar media jaringan pada data yaitu:
a. Kabel Tembaga (Copper Cable)


Untuk media kabel tembaga, sinyal-sinyal adalah pola pulsa elektrik.


b. Fiber : untuk serat, pola sinyal cahaya


c. Wireless



Untuk media wireless, sinyal-sinyal adalah pola transmisi radio.

Tiga fungsi dasar dari lapisan fisik adalah seperti gambar berikut:



a. Komponen Fisik
b. Data Encoding
Encoding adalah cara mengubah suatu aliran bit data ke dalam kode standar. Kode adalah pengelompokan bit yang digunakan untuk memberikan pola diprediksi yang dapat diakui oleh pengirim dan menerima. Menggunakan pola diprediksi akan membantu untuk membedakan bit data dari bit kontrol dan menyediakan deteksi kesalahan media yang lebih baik. Selain membuat kode untuk data, metode pengkodean pada lapisan fisik juga dapat memberikan kode untuk tujuan kontrol seperti mengidentifikasi awal dan akhir frame.
c. Pemberian signal
L apisan Fisik harus menghasilkan sinyal-sinyal listrik, optik, atau nirkabel yang mewakili "1" dan "0" pada media. Metode mewakili bit disebut metode isyarat. Satandar lapisan fisik harus menentukan apa yang merupakan jenis sinyal”1” dan”0”.


2.3. Manfaat Physical Layers pada Komunikasi Data

Media paling sering digunakan untuk komunikasi data adalah kabel yang menggunakan kawat tembaga untuk sinyal data dan bit kontrol antar perangkat jaringan. Kabel yang digunakan untuk komunikasi data yang biasanya terdiri dari serangkaian kabel tembaga individu yang membentuk sirkuit sinyal didedikasikan untuk tujuan tertentu. Jenis lain dari kabel tembaga, yang dikenal sebagai kabel koaksial, memiliki konduktor tunggal yang berjalan melalui pusat kabel yang terbungkus oleh, namun terisolasi dari, pelindung lainnya.

Tembaga jenis media yang dipilih adalah ditentukan oleh standar lapisan Fisik yang dibutuhkan untuk menghubungkan lapisan Data Link perangkat dua atau lebih jaringan. Kabel ini dapat digunakan untuk menghubungkan node di LAN untuk perangkat perantara, seperti router dan switch. Kabel juga digunakan untuk menghubungkan perangkat WAN ke penyedia layanan data seperti perusahaan telepon. Setiap jenis koneksi dan perangkat kabel terlampir persyaratan yang ditetapkan oleh standar lapisan fisik.

Jaringan media umumnya menggunakan jack modular dan colokan, yang menyediakan koneksi mudah dan pemutusan. Juga, satu jenis konektor fisik dapat digunakan untuk beberapa jenis koneksi. Sebagai contoh, konektor RJ-45 digunakan secara luas dalam LAN dengan satu jenis media dan di beberapa WAN dengan jenis media lain. Berikut adalah contoh hardware yang memakai kawat tembaga



BAB III
PENUTUP


3.1. Kesimpulan
Layer 1 dari model OSI bertanggung jawab atas perangkat interkoneksi fisik. Standar pada lapisan ini mendefinisikan karakteristik listrik, optik, dan radio frekuensi representasi bit yang terdiri dari frame layer Data Link yang akan dikirimkan. Nilai Bit dapat direpresentasikan sebagai pulsa elektronik, pulsa cahaya, atau perubahan dalam gelombang radio.


3.2. Sumber Referensi
http://id.wikipedia.org/wiki/Model_OSI
http://www.cisco.com/web/learning/netacad/index.html
http://ijobaraya.wordpress.com/2010/05/20/kawat-tembaga-sebagai-physical-layer-pada-media-komunikasi-data/
http://www.ecgalerycomputer.co.cc/2010/02/physical-layer-dan-data-link.html

0 komentar more...

Mampu atau tidak "bersekolah" ???

by BATAGOR Ci-Tel on Nov.22, 2009, under


Putus sekolah (dikenal dalam bahasa Inggris dikenal dengan Drop Out) adalah proses berhentinya siswa secara terpaksa dari suatu lembaga pendidikan tempat dia belajar. Anak Putus sekolah yang dimaksud disini adalah terlantarnya anak dari sebuah lembaga pendidikan formal, yang disebabkan oleh berbagai faktor-faktor.

Faktor putus sekolah itu ternyata bermacam-macam, baik internal maupun eksternal dari diri siswa sendiri. Aspek internalnya, yaitu (psikologis dari anaknya itu sendiri) tidak ada keinginan atau motivasi untuk melanjutkan sekolah dalam diri anak. Lalu penyebab eksternalnya adalah selain faktor ekonomi orang tua yang tidak memungkinkan melanjutkan sekolah anak-anaknya (persoalan ekonomi, sosiokultural, dan letak geografis yang sulit). Seperti kondisi keluarga anak yang perhatian orang tuanya kurang juga merupakan penyebab kasus anak putus sekolah.
Pada perspektif lain, Faktor ketidak mampuan membiayai sekolah atau faktor ekonomi menjadi faktor penyebab yang paling dominan penyebabnya anak putus sekolah. Kenyataan itu dibuktikan dengan tingginya angka rakyat miskin yang anaknya tidak bersekolah atau putus sekolah karena tidak ada biaya.
Seharusnya orang tua tidak boleh menyerah dan tetap memperhatikan anak-anaknya. Karena anak merupakan amanah dari Allah SWT, seorang anak dilahirkan dalam keadaan fitrah tanpa noda dan dosa, laksana sehelai kain putih yang belum mempunyai motif dan warna. Oleh karena itu, orang tualah yang akan memberikan warna terhadap kain putih tersebut; hitam, biru hijau bahkan bercampur banyak warna.

Setiap orang tua menginginkan anak-anaknya cerdas, berwawasan luas dan bertingkah laku baik, berkata sopan dan kelak suatu hari anak-anak mereka bernasib lebih baik dari mereka, baik dari aspek kedewasaan pikiran maupun kondisi ekonomi. Oleh karena itu, di setiap benak para orang tua bercita-cita menyekolahkan anak-anak mereka supaya berpikir lebih baik, bertingkah laku sesuai dengan agama serta yang paling utama sekolah dapat mengantarkan anak-anak mereka ke pintu gerbang kesuksesan sesuai dengan profesinya.

Faktor sangat mendominasi kondisi ekonomi masyarakat tentu saja berbeda, tidak semua keluarga memiliki kemampuan ekonomi yang memadai dan mampu memenuhi segala kebutuhan anggota keluarga. Salah satu pengaruh yang ditimbulkan oleh kondisi ekonomi seperti ini adalah orang tua tidak sanggup menyekolahkan anaknya pada jenjang yang lebih tinggi walaupun mereka mampu membiayainya di tingkat sekolah dasar.

Krisis ekonomi yang berkepanjangan menjadikan orangtua anak menuntut anak untuk bekerja demi membantu penghasilan orang tua. Akibatnya, anak - anak tidak bersekolah, buta huruf atau drop out di pendidikan dasar. "Selanjutnya mereka bekerja sebagai pembantu rumah tangga, buruh tani dan kebun, buruh serabutan dan ada yang terlibat prostitusi.

Temuan selanjutnya, anak bekerja dalam berbagai pekerjaan mulai dari pemulung, penjual koran, petugas parkir liar, pemilah sampah TPA, buruh petani dan perkebunan, pengemis / pengamen ditemui disetiap persimpangan jalan, pembantu rumah tangga, pelayan toko dan restoran, pendorong gerobak di pelabuhan dan pasar, penjual platik di pasar, kuli angkut, penyelam mutiara dan ikan teripang di laut tanpa peralatan, kernet, nelayan, buruh bangunan, penjual sayur, dan menyemir.

Pola pikir orang tua juga berpengaruh terhadap melanjutkan atau putus sekolahnya anak-anak mereka. Karena masih banyak orang tua yang memiliki pola pikir bahwa pendidikan itu dianggap kurang penting istilahnya “sakola kamahal-mahal moal jauh jiga kolotna”, kemudian juga setengah memaksa anaknya membantu mencari nafkah. Karena biasanya, jika anak-anak ini sudah terbiasa memegang uang dalam arti menghasilkan pendapatan (uang), maka mereka akan menganggap pendidikan itu tak penting. Bahkan secara kultural, juga ada orangtua yang memang tidak ingin anaknya melanjutkan sekolah karena alasan tertentu.

Oleh karena itu, selain menerapkan kebijakan pendidikan murah dan gratis, termasuk menyediakan fasilitas pendidikan yang terjangkau dan menyediakan tenaga pengajar yang siap sedia untuk terjun berjuang ditempatkan di mana saja (bukan yang hanya mengejar status PNS kemudian numpuk di daerah perkotaan). Maka agenda lain yang tak kalah pentingnya, bahkan termasuk sangat penting dalam upaya menekan angka anak putus sekolah adalah mengubah pola pikir yang menganggap enteng pendidikan, dan menanamkan pola pikir baru kepada para orang tua bahwa pendidikan itu penting.

Padahal dalam permasalahan ini Pemerintah tidak diam dan berpangku tangan , “Pengamat pendidikan dari Universitas Negeri Jakarta, Prof Soedijarto”, mengatakan, dengan adanya kata ”wajib” dalam Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun, seharusnya segala hambatan anak menuntaskan pendidikan dasar bisa diatasi.

”Segala kebutuhan untuk bersekolah harus dipenuhi. Anak usia sekolah yang putus pendidikan dasar dicari dan dikembalikan ke lembaga pendidikan untuk menuntaskan pendidikan dasarnya,” ujarnya. Persoalannya, memang seberapa jauh pemerintah menjalankan tugas melindungi warga negara secara aktif, termasuk mencerdaskan dan memenuhi hak pendidikannya.

”Jika memang menjadi prioritas dan ada komitmen, pembiayaan seharusnya tidak menjadi masalah. Semua unsur dan sektor pemerintahan seharusnya sepakat menempatkan pendidikan sebagai program utama. Di negara kesejahteraan, pendidikan merupakan prioritas.

Seperti halnya di Jawa Barat yang diungkapkan Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Jabar, Wahyudin Zarkasyi dalam sambutan yang dibacakan salah seorang stafnya pada acara Pemberian Beasiswa Pikiran Rakyat Tahun Ajaran/Akademik 2009-2010 di Hotel Golden Flower, Kota Bandung, Kamis (29/10). Jumlah anak putus sekolah di Jawa Barat saat ini masih tinggi. Penyebabnya adalah masalah klasik, biaya. Padahal dana pendidikan yang dikeluarkan pemerintah saat ini sudah mencapai 20 persen dari anggaran yang ada. Anggaran 20 persen dan sekolah gratis ternyata belum bisa menjadi solusi utama untuk memudahkan akses semua kalangan terhadap pendidikan dasar.

Kalau sudah begini “SIAPAKAH YANG BERTANGGUNG JAWAB?”
Lalu, ke mana dan kepada siapakah anak-anak ini bisa mengadukan nasibnya? Beruntung bagi mereka yang orang tuanya masih bisa tiap hari banting tulang mencari nafkah di sektor informal dengan gaji yang hanya cukup untuk makan dan bisa untuk menanamkan modal usaha untuk kelangsungan hidupnya. Disisi lain bagi mereka yang orangtuanya terlalu sibuk dengan urusan mereka, sehingga si anak tidak menemukan kasih sayang dirumah. Sedangkan bagaimana nasib yang kurang beruntung, yang pendapatan hanya cukup untuk makan?” Sesuai bunyi UUD 1945 pasal 34 ayat 1” “Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara”, maka pemerintah memang menjadi pihak yang paling bertanggung jawab dalam menangani nasib anak - anak Indonesia yang terlantar.

Tangggung jawab pemerintah sajakah? Tentu saja tidak. Nasib bocah-bocah kurang beruntung itu adalah tanggung jawab kita semua, bahkan bisa jadi mereka yang membuat betah dengan kehidupan seperti itu.

Foto-foto ini sebagai contoh dari artikel di atas yang saya ambil di salah satu jalan di Kota Bandung yang sering dipake aksess keluar masuknya Kota Bandung.

0 komentar more...

CARA MEMASANG KABEL UTP SENDIRI

by BATAGOR Ci-Tel on Nov.22, 2009, under

TYPE STRAIGHT DAN CROSS

Sebelum teman-teman praktek untuk proses pemasangan kabel utp,pastinya sudah mengerti dengan fungsi dan kegunaan kabel utp.

Saya yakin teman-teman sudah lebih mengerti dengan fungsi dan kegunaan kabel utp itu.
Alat dan bahan yang diperlukan (hahai kaya yang mau bikin adonan bolu aja..)

1. Kabel UTP (Unshielded Twisted Pair). Kabel UTP yang biasa dipakai adalah kabel UTP categori 5 (UTP Cat 5). Kenapa? Karena kabel UTP Cat-5 support transfer data hingga 100 Mbps. Kabel ini terdiri atas 8 kecil yang mempunyai warna berbeda-beda. Warna kabel tersebut adalah Orange, Orange Putih, Biru, Biru Putih, Hijau, Hijau Putih, Coklat, dan Coklat Putih.




2. Konektor RJ-45 terdiri dari 8 pin, sesuai dengan jumlah kabel UTP.



3. Climpping Tool atau Tang Crimping. Hardware yang satu ini mirip dengan tang. Namun, fungsinya tidak seperti tang pada umumnya. Crimping tool ini berguna untuk menjepitkan RJ-45 atau memotong kulit kabel utp.




4. Jangan lupa juga Alat TESTERnya untuk memastikan kabel yang kita buat itu benar-benar berfungsi dengan baik.



Semua hardware diatas bisa teman-teman dapatkan di sebagian besar toko computer.


Kabel UTP Tipe Straight

Nah,, setelah alat dan bahan sudah disiapkan, sekarang saya kan bahas cara pemasangannya. Yang pertama adalah cara memasang kabel UTP tipe straight. Untuk itu, lakukan langkah-langkah berikut:

1. Kupas ujung kabel sekitar 1 cm, sehingga kabel kecil-kecil yang ada didalamnya kelihatan.

2. Pisahkan kabel-kabel tersebut dan luruskan. Kemudian susun dan rapikan berdasarkan warnanya yaitu Orange Putih, Orange, Hijau Putih, Biru, Biru Putih, Hijau, Coklat Putih, dan Coklat. Setelah itu potong ujungnya dengan menggunakan climmping tool/ tang climmping bagian ujungnya sehingga rata satu sama lain.

3. Setelah kabel tersusun, ambil Jack RJ-45. Seperti yang saya katakan tadi Jack ini terdiri dari 8 pin. Pin 1 dari jack ini adalah pin yang berada paling kiri jika posisi pin menghadap Anda. Berurut ke kanan adalah jack 2, 3, dan seterusnya.



4. Kemudian masukkan kabel-kabel tersebut ke dalam Jack RJ-45 sesuai dengan urutan tadi yaitu sebagai berikut:

o Orange Putih pada Pin 1
o Orange pada Pin 2
o Hijau Putih pada Pin 3
o Biru pada Pin 4
o Biru Putih pada Pin 5
o Hijau pada Pin 6
o Coklat Putih pada Pin 7
o Coklat pada Pin 8.

Masukkan kabel tersebut hingga bagian ujungnya mentok kedalam RJ-45

5. Masukan RJ-45 yang sudah terpasang dengan kabel tadi ke dalam mulut tang crimping yang sesuai sampai bagian pin Jack RJ-45 berada didalam mulut tang. Sekarang jepit RJ-45 tadi dengan tang crimping hingga seluruh pin menancap pada kabel. Biasanya jika pin jack sudah menancap akan mengeluarkan suara “klik”.
Sekarang Anda sudah selesai memasang jack RJ-45 pada ujung kabel pertama. Untuk ujung kabel yang kedua, langkah-langkahnya sama dengan pemasangan ujung kabel pertama tadi. Untuk itu, ulangi langkah-langkah tadi untuk memasang Jack RJ-45 pada ujung kabel yang kedua.

Susunan kabel UTP tipe straight bisa Anda lihat pada gambar di bawah:



Kabel UTP Tipe Cross

Cara memasang kabel UTP tipe straight sudah saya jelaskan tadi. Sekarang saya bahas mengenai cara memasang kabel UTP tipe cross. Cara pemasangan kabel UTP tipe cross hampir sama dengan memasang kabel UTP tipe straight. Mengenai teknis pemasanganya sama seperti tadi. Perbedaanya adalah urutan warna kabel pada ujung kabel yang kedua. Untuk ujung kabel pertama, susunan kabel sama dengan susunan kabel UTP tipe straight yaitu:

• Orange pada Pin 1
• Orange Putih pada Pin 2
• Hijau pada Pin 3
• Biru pada Pin 4
• Biru Putih pada Pin 5
• Hijau Putih pada Pin 6
• Coklat Putih pada Pin 7
• Coklat pada Pin 8.

Untuk ujung kabel yang kedua, susunan warnanya berbeda dengan ujung pertama. Adapaun susunan warnanya adalah sebagi berikut:

• Hijau Putih pada Pin 1
• Hijau pada Pin 2
• Orange Putih pada Pin 3
• Biru pada Pin 4
• Biru Putih pada Pin 5
• Orange pada Pin 6
• Coklat Putih pada Pin 7
• Coklat pada Pin 8.
Susunan kabel tadi bisa Anda lihat pada gambar di bawah.



Hasil akhir kabel UTP tipe cross akan seperti ini:




dan jalur penyambungan secara crossover sebagai berikut :



contoh gambar seperti ini :




Jadi teman-teman
Kesimpulannya adalah jika Anda memasang kabel UTP tipe straight maka susunan warna pada kedua ujung kabel adalah sama. Sedangkan cara pemasangan UTP tipe cross, susunan warna ujung kabel pertama berbeda dengan unjung kabel kedua.

......oooiya teman kalau sudah jangan lupa dicheck koneksinya dengan menggunakan cable tester untuk memastikan apa yang kita praktekan tadi itu benar dan dan kabelnya pun bisa bekerja dengan baik.
untuk crossover,, jika lampu-lampu menyala sesuai dengan susunan kabel seperti 1 dengan3, 2 dengan 6, dan semua menyala dengan baik berarti kabel yang telah di buat berhasil dan dapat langsung di gunakan tetapi jika tidak potong lagi kabelnya karena konektor hanya 1 kali pakai dan ulangi langkah-langkah seperti di atas.



Kalau lampu menyala sesuai apa yang dijelaskan maka koneksi kabel berhasil dan sudah dapat digunakan.
Selesai teman - teman semoga apa yang saya buat dalam tulisan ini dapat bermanfaat untuk anda…
Apabila ada kesalahan dan kekeliruan dalam tulisan ini tolong ingatkan saya, karena saya juga masih tahap belajar, baiknya datangnya dari ALLAH SWT dan jeleknya datangnya dari kebodohan saya sendiri..

terimakasih . . .


arip marhadi
Teknologi Pendidikan
Konsentrasi Guru TIK,FIP
Universitas Pendidikan Indonesia
2 komentar more...

Looking for something?

Use the form below to search the site:

Still not finding what you're looking for? Drop a comment on a post or contact us so we can take care of it!